Jumat, 17 Mei 2013

Bahaya Minyak Goreng Bekas

       Harga-harga kebutuhan pokok dari tahun ke tahun terus naik. Termasuk minyak goreng. Minyak goreng ini tidak hanya dipakai rumah tangga tapi juga dipakai oleh para pedagang makanan. Karena untuk urusan goreng-menggoreng, minyak goreng merupakan unsur  yang tidak bisa dipisahkan, memang bisa menggunakan mentega atau pasir, tapi penggunaan minyak goreng tetap utama. Penggunaan mentega hanya untuk jenis makanan tertentu, begitu pun pasir, pasir biasanya dipakai untuk menggoreng krupuk mlarat, krupuk khas di wilayah Cirebon dan sekitarnya. 
 
       Harga minyak goreng yang terus naik itu membuat pedagang kerepotan. Mereka tidak mungkin menaikan harga makanan dagangannya, karena takut kehilangan pembeli. Maka terkadang ada pedagang nakal yang memanfaatkan minyak goreng bekas untuk piranti goreng-menggorengnya, dengan maksud menekan biaya. Minyak goreng bekas ini jadi pilihan karena memang lebih murah, namun sebenarnya penggunaan minyak goreng bekas ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Berdasarkan penelitian, telah ditemukan berbagai indikasi penyakit yang disebabkan oleh makanan yang digoreng menggunakan minyak  jelantah, seperti jantung koroner bahkan sampai kanker. Inilah yang patut untuk kita waspadai.
 
          Minyak bekas ini dapat berupa minyak baru yang penggunaan berulang-ulang sampai warnanya hitam legam, atau berupa minyak goreng bekas yang berwarna hitam legam itu didaur ulang lagi menjadi minyak berwarna bening, sering dikenal dengan minyak jelantah. Minyak yang berwarna hitam sering saya lihat pada pedagang gorengan, pedagang ayam goreng di pinggir-pinggir  jalan. Sedangkan minyak jelanta terkadang juga digunakan produsen makanan olahan yang menggunakan minyak goreng dalam proses penggorengannya.
 
      Penggunaan minyak goreng berulang kali pada suhu tinggi akan mengakibatkan hidrolis lemak menjadi asam lemak bebas yang mudah teroksidasi, sehingga minyak menjadi tengik dan membentuk asam lemak trans yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang berhubungan dengan metabolisme kolesterol yang berujung pada penyakit tekanan darah tinggi dan jantung serta akan membentuk akrolein yaitu suatu senyawa yang menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan dan menimbulkan batuk. Selain itu, pengonsumsi minyak ini juga beresiko terkena penyumbatan pembuluh darah dan jantung koroner. Dan yang tak kalah berbahaya, minyak ini juga bersifat karsinogen sehingga bisa menyebabkan kanker.
 
        Standarisasi dalam proses penggorengan normalnya antara 177-221 derajat celcius. Kebanyakan orang justru menggunakan minyak goreng dengan suhu minyak antara 200-300 derajat celcius.  Selain itu vitamin A, D, E dan Kyang terdapat di dalamnya pun akan ikut rusak.
 
      Berikut tips bagimana memperlakukan minyak goreng. Simpanlah minyak goreng di tempat yang tertutup dan sejuk. Hindari dari pengaruh udara yang lembab, hindarkan juga dari sinar matahari langsung. Gunakan wadah porselin atau plastik yang kering dan bersih dan kedap cahaya. Pisahkan juga minyak baru dengan minyak bekas pakai. Hindari penggunaan minyak bekas secara berulang. Bagi yang gemar jajan goreng-gorengan patut lebih cermat memilih pedagang makanan, cobalah Tanya menggunakan minyak apa, karena hak konsumen mendapat sesuatu yang terbaik, apabila meragukan lebih baik tunda membeli. Dampak dari mengkonsumsi minyak bekas ini tidak langsung, melainkan nanti bertahap.

Sumber :
DETIK KOMUNIKASI-artikel Bahaya: Minyak Jelantah

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Website templatesRiad in FesFree Flash TemplatesFree joomla templatesCréation site internetConception site internetMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates