وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ … وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya…
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung”
(QS. An-Nuur: 31)
Telah sekian
tahun yang lalu sebenarnya mendapatkan kisah seorang ikhwah yang
menikah dengan mantan akhwat Sururi betapa istrinya memiliki pengalaman
berharga di dalam sebuah dauroh yang melibatkan seorang “pakar hadits”
Indonesia, Abdul Hakim Abdat dimana keberadaan tabir atau ruangan
tersendiri yang terpisah dinding tembok yang kokoh diantara peserta
putra dan putri hanyalah sebuah “lipstick”, dengannya bukanlah sebuah
halangan untuk tidak bisa menadhor sang ustadz pujaan. Pada ruangan
peserta wanita telah disediakan fasilitas layar televisi atau layar
besar agar seluruh peserta wanitanya bisa memandang dan mengamati
gerak-gerik, mimik, aksi dan gerakan bibir sang dai kondang secara lebih
detail, leluasa dan cermat selama acara berlangsung tanpa ada yang
merasa diganggu dengannya.
Tetapi itu semua hanyalah cerita
…..sampai kemudian di era fb (fergaulan bebas) diantara pria dan wanita
sekarang ini dari kalangan tetangga sebelah yang memamerkan sendiri
aktifitas tersebut yang ternyata telah menjadi ciri khas mereka walaupun
pada galibnya terjadi hal yang sebaliknya, menadhor akhwat yang
didampingi mahramnya adalah hal yang lumrah ditempuh dalam prosesi awal
dari sebuah rencana pernikahan.
Nonton Ustadz?