Abu
Nasiim Mukhtar "iben" Rifai La Firlaz

"Itulah Bang, sulit juga
rasanya untuk melupakan dia…Gimana ya, Bang? Meskipun tidak aku harapkan,
terkadang wajahnya muncul dalam mimpi-mimpiku. Memang, Bang…orangnya cantik dan
baik. Itu bukan menurutku sendiri, Bang. Orang-orang pun bilang seperti itu
juga.Ah…susah lah, Bang!", keluhnya kepadaku.
Karena ia memberikan kepercayaan
kepada saya, beberapa saran dan masukan pun saya berikan untuknya. Memposisikan
seolah-olah sebagai Abangnya, saya sampaikan," Sudahlah…tidak usah kau
pikirkan sampai seperti itu. Belum tentu orang yang kau pikirkan saat ini,
sedang memikirkanmu juga. Orang baik akan berpasangan dengan orang baik.
Sebaliknya pun demikian.Kalau kau baik, jodohmu pun baik, insya Allah..."
"Apakah dia sudah ngaji Salaf?",selanjutnya
saya yang bertanya.
Anak muda itu masih berusaha jujur.
Katanya," Belum sih, Bang…Cuman dia udah berjilbab, Bang. Insya Allah dia
maulah kalau disuruh pakai cadar. Gimana, Bang?"
"Begini,Dek…Semua orang yang
masih normal, pasti berharap rumah tangganya kelak harmonis dan bahagia. Kau
tahu, nggak? Modal terbesar untuk hidup harmonis itu apa? Kesamaan visi dan
kesatuan misi. Cara pandang hidupnya harus sama. Jika tidak, akan payah
nantinya. Tidak bisa juga kita ingin menyamakan visi, misi dan cara pandang
hidup dengan sambil jalan. Jangan terlalu berspekulasi!
Jangan-jangan…bukannya kita yang bisa membawa, malah kita yang terseret arus. Na'udzu
billah", saya coba memberi pengertian.
Saya terus melanjutkan,"
Masalahnya, bukan ia mau pakai cadar ataukah tidak nantinya.Kesamaan visi dan
kesatuan misi tidak hanya sebatas cadar saja. Ada aspek-aspek lain yang mesti
diperhatikan. Kau kan sudah lama ngaji…sudah merasakan manisnya Thalabul
Ilmi…Nah, itu yang harus kau syukuri! Kau harus menjaga nikmat ini dengan
memilih istri yang telah sungguh-sungguh mengerti tentang dirimu!"
Kami lalu terdiam sambil menikmati
malam.
________00000________
Percakapan di atas memang saya
ungkapkan ulang di sini dengan gaya bahasa berbeda. Namun…tidak merubah makna
sama sekali. Bukan sekali dua kali saya menghadapi kasus seperti ini. Berapa
banyak sudah, kawan dan sahabat yang mengungkapkan hal yang sama. Sampai
pastinya berapa banyaknya, saya sudah lupa. Akan tetapi, satu hal yang menarik
untuk dicermati, dan barangkali inilah benang merah yang merajutkan dari semua
kasus tersebut adalah budaya ikhtilat.
Ikhtilat bisa dipahami sebagai
budaya perbauran antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram-nya
dalam kondisi selain darurat. Islam sebagai ajaran mulia nan luhur sangat
membatasi pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram –nya.
Sebagai misal adalah penyakit sosial masyarakat yang seringkali muncul karena
faktor ikhtilat. Islam sendiri telah mengatur, di manakah area dan medan
laki-laki dalam kehidupan sehari-hari dan di manakah pula perempuan semestinya
berada.
Sudahlah…tidak usah kita
mempertanyakan ulang tentang hal ini. Bukankah fakta telah berbicara? Bukankah
realita pahit semacam ini merupakan kebenaran yang tak terbantahkan??? Ikhtilat
memang menjadi salah satu faktor munculnya penyakit masyarakat.
Enam dari sepuluh perempuan
Indonesia telah hilang kegadisannya sebelum menikah secara resmi. Hasil dari
salah satu survey ini tentu membuat kulit merinding dan hati bergidik. Kasus
pemerkosaan ibarat menghiasi bibir setiap harinya. Pelecehan seksual selalu
mengintai di mana-mana.Apakah kita akan menutup mata dari fakta??? Aborsi
merajalela, janin dan jabang bayi ditemukan teronggok di sembarang tempat,
sepasang remaja yang tertangkap sedang berbuat mesum di warnet, kasus
perceraian yang disebabkan perselingkuhan dengan ipar sendiri, affair
antara seorang bos dengan bawahannya dan lain sebagainya. Belum lagi realita kumpul
kebo di kalangan mahasiswa. Allahumma sallim
Atau jika masih ragu (padahal
semestinya tidak perlu ragu lagi), datang dan bertanyalah kepada petugas
KUA-KUA," Dalam setahun, berapakah pasangan menikah di bawah umur? Karena accident
before married (hamil sebelum menikah)?"
Saat ini muncul polemik tentang
wacana test keperawanan untuk calon sisiwi sekolah menengah atas. Seperti
biasa, ada pro dan kontra. Namun, bukan itu yang menjadi titik pembahasan.
Keprihatinan akan pergaulan bebas di kalangan pelajar bahkan bisnis prostitusi
yang melibatkan pelajar, seperti itulah alasan penggagasnya.
Mufti Agung Kerajaan Arab Saudi,
Syaikh Bin Baz, pernah menerbitkan fatwa mengenai hal ini (Majmu' Fatawa
Ibn Baz 4/248-253). Fatwa tersebut untuk menyanggah pernyataan seorang
rektor dari sebuah kampus di Negara Yaman.
Rektor dimaksud menyatakan bahwa
bentuk pendidikan dengan memisahkan antara siswa dan siswi justru menyelisihi
syari'at Islam. Ia beralasan ; shalat jama'ah di masjid dilaksanakan sejak
zaman Nabi Muhammad dengan tanpa memisahkan antara laki-laki dan perempuan.
"Saya merasa heran. Kenapa bisa
pernyataan semacam ini diucapkan oleh seorang rektor dari sebuah kampus Islam
di negeri Muslimin. Padahal semestinya ia justru dituntut untuk mengarahkan
masyarakatnya –kaum laki-laki dan perempuannya- demi meraih kesuksesan dan
keselamatan dunia akhirat.Inna lillah wa inna ilaihi ra'jiun Laa haula wa
laa quwwata illa billah", Syaikh Bin Baz memulai sanggahannya dengan
menyatakan demikian.
Beliau melanjutkan," Tidak
perlu diragukan lagi bahwa pernyataan tersebut merupakan pelanggaran besar
terhadap syari'at Islam! Sebab, syaria't Islam tidak mengajarkan ikhtilat!!!...Justru
Islam melarang ikhtilat dan sangat tegas dalam hal ini!!"
Setelah itu beliau menyebutkan
sejumlah ayat dan beberapa hadits Rasulullah untuk menjelaskan bahwa Islam
sangat antipati terhadap budaya ikhtilat. Sehingga,proses belajar mengajar yang
menggunakan metode ikhtilat sangatlah bertentangan dengan Islam.
Hmmm…pembahasan ini pasti akan
panjang lebar.
Baiklah…Kita kembali saja ke salah
satu pointnya."Langit Akan Tetap Bening" sejatinya
ditujukan untuk ikhwan-ikhwan muda Salafy yang masih juga belum lepas dari
kenangan "manis" nya di saat kuliah atau di bangku sekolah. Jerat-jerat
ikhtilat telah meninggalkan kesan pahit setelah ia serius mengaji Salaf.
Bayang-bayang masa lalunya seakan terus mengejar. Walaupun sebagian orang
menyebutnya sebagai masa-masa paling indah "kisah kasih di sekolah",
tetap saja kaum muda Salafy yang telah memilih jalan Thalabul Ilmi akan
menganggapnya sebagai kenangan "pahit".
_____0000____
"Lah gimana,Ustadz…Tiap hari
pasti ketemu di sekolah. Sama-sama berada di dalam ruangan kelas selama sekian
lama. Banyak kegiatan yang dilalui bareng-bareng. Khan nggak mungkin
momen-momen seperti itu pergi tanpa kesan"
Kalimat-kalimat semacam di atas pun
pernah menjadi salah satu bahan diskusi saya dengan beberapa ikhwan yang masih
aktif sekolah (dahulu). Budaya ikhtilat memang sebuah problem besar bagi
kalangan muda yang serius untuk mengaji.
Dalam sebuah kajian di salah satu
SMA Negeri, pertanyaan tentang ikhtilat dan pacaran seakan mengalir tiada
henti. Ada pertanyaan yang langsung disampaikan secara verbal juga ada yang
bertanya dengan menggunakan selembar kertas, terutama peserta akhwat.Bahkan
satu dua pertanyaan sangat "menggelikan" karena terkait dengan kontak
komunikasi antara ikhwan dan akhwat sesama pengurus Kajian Sekolah.
Salah satu pertanyaan yang sulit
saya lupakan hingga saat ini kurang lebih demikian.
"Ustadz, apakah hukumnya
seorang ikhwan yang sama-sama berjanji dengan seorang akhwat. Keduanya setelah
lulus SMA akan berangkat mondok di tempat yang berbeda. Setelah itu
mereka berdua sepakat untuk menikah?"
Geeerrrrr…ada tawa secara koor
yang tak dapat ditahan ketika saya membacakan pertanyaan itu.
Sebenarnya gundah gulana yang
dirasakan oleh mereka yang ingin dan sedang serius mengaji, sementara
mereka masih berjiwa muda adalah bersumber dari ikhtilat. Seakan percuma saja
nasehat untuk menundukkan mata di sampaikan, ajaran untuk menjaga hati dari
syahwat diungkapkan atau trik-trik lain untuk terhindar dari godaan syahwat.
Sebab, sumber segala-galanya masih juga ada. Jangan bermain api jika tidak
ingin terbakar. Kalau tak mau basah, kenapa bermain air???
Syaikh Utsman As Salimi dalam sebuah
kesempatan menyampaikan nasehat yang sangat mengena di hati.Kata beliau,"
Syahwat itu muncul jika digelorakan. Oleh sebab itu, jangan pernah engkau
membangkitkannya!!! Jauhi faktor-faktor yang dapat membangkitkan syahwat
terlarang. Syahwat yang terus diikutkan tidak akan pernah ada habisnya"
Nah…anak muda yang saya sebutkan di
atas atau yang anak muda lainnya yang bernasib sama,tentu tepat untuk meresapi
nasehat Syaikh Utsman di atas. Bagaimana bisa melupakan kenangan lama,
sementara facebook milik "nya" terus menerus "
diintip-intip"??? Bagaimana mungkin dapat menghapus bayang-bayang
"nya", sementara diri "nya" selalu dilamunkan? Tentu
akan sulit dilupakan jika selalu dikenang!!!
Ada saja alasan yang terus ditampilkan
oleh setan untuk mengungkung manusia agar sulit melupakan masa lalunya.Bahkan
tidak jarang,alasan tersebut terkesan ilmiah dan benar. Sebagai contoh adalah
satu pertanyaan yang pernah diajukan kepada saya pada salah satu Kajian di
Kalimantan.
"Apakah boleh, Ustadz.
Seseorang mendoakan kebaikan untuk mantan kekasihnya?"
Terasa indah kan, alasannya? Ketika
itu saya kemudian menjelaskan tentang keharusan untuk saling mendoakan di
antara kaum muslimin. Akan tetapi, apakah tidak ada orang lain yang lebih berhak
untuk didoakan? Orangtua, saudara atau kerabat dekat, misalnya .Apakah ada
alasan baginya mendoakan mantan kekasih,sementara masih ada orang yang lebih
berhak untuk didoakan? Selain itu, hal semacam ini tentu hanya akan membekaskan
penyakit-penyakit hati.
_____00000_____
Ibnu Qayyim di dalam Raudhatul
Muhibbin menukilkan beberapa kisah cinta yang kiranya perlu untuk
disampaikan di sini. Dari dua kisah yang akan saya sebutkan dalam tulisan ini,
ada satu hal yang harus ditarik sebagai sebuah kesimpulan ; Hawa nafsu harus
dikekang di dalam bingkai syari'at!!! Jangan terseret arus syahwat!!!
Seorang pemuda ahli ibadah pernah
tertarik kepada seorang wanita jelita.Tumbuhlah rasa cinta di antara mereka
berdua. Cinta si pemuda ternyata disambut oleh wanita tersebut. Bahkan hubungan
di antara mereka berdua dapat dirasakan oleh hampir seluruh warga Mekkah.
Di sebuah lokasi sepi, si wanita
kembali mengucapkan cinta.Sang pemuda pun mengungkapkan hal yang sama.
"Aku ingin engkau
menciumku", kata si wanita tersebut.
Sang pemuda menjawab," Aku pun
demikian".
"Lalu kenapa engkau tidak
melakukannya?", tanya si wanita.
Sang pemuda menjelaskan,"
Celaka! Sungguh aku pernah mendengar sebuah firman Allah yang berbunyi,
الْأَخِلَّاءُ
يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِين
Orang-orang yang saling mencintai
(selama di dunia) pada hari itu (hari kiamat) sebagiannya menjadi musuh bagi
sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa. (QS. 43:67)
"Demi Allah, aku tidak berharap
hubungan kita di dunia ini berubah menjadi permusuhan di hari akhir
kelak", pemuda itu mengucapkan kata-kata ini sambil bangkit berdiri lalu
pergi. Kedua matanya tak mampu menahan air mata.
………..
Kota Kufah juga menyimpan banyak
cerita tentang cinta. Seorang pemuda tampan pernah tinggal menetap di sana,di
sebuah kampung suku Nakha'. Secara kebetulan, pemuda itu melihat seorang gadis
jelita yang membuatnya jatuh cinta. Jiwanya merasakan gelisah oleh cinta.
Lalu pemuda itu datang menemui ayah
si gadis untuk menyatakan pinangan. Ternyata, gadis tersebut telah dilamar oleh
sepupunya sendiri. Betapa berat rasa di hati! Pemuda itu benar-benar
kecewa.
Si gadis yang mengetahui rasa
cintanya lalu memerintahkan seseorang untuk menyampaikan pesan kepada sang
pemuda.
"Aku sudah mengetahui
perasaanmu kepadaku. Ternyata aku pun merasakannya. Sekarang silahkan engkau
pilih, aku yang pergi untuk menemuimu ataukah aku berusaha mencarikan jalan
agar engkau bisa menemuiku di rumahku?", seperti itulah pesan si gadis.
Pemuda itu lalu menjawab,"
Sampaikanlah kepadanya! Tidak ada satu pun yang aku pilih. Aku sangat takut
dengan adzab yang pedih jika durhaka kepada Nya. Aku takut Neraka Nya yang
tidak pernah berhenti kobaran apinya juga tidak akan berkurang panasnya".
Melihat kenyataan dari jawaban sang
pemuda, gadis itu lalu berujar," Dengan besarnya rasa cinta di hati, ia
masih juga takut kepada Allah??? Sungguh, hanya dia yang berhak atas
diriku".
Sejak hari itu, si gadis
meninggalkan kehidupan dunia dan memilih menjalani hari-hari ibadah sampai
tidak berapa lama kemudian ia meninggal sambil menyimpan cinta kepada si
pemuda.
Tidak lama berselang, si pemuda itu
juga meninggal dunia.
_____00000_____
Ada serangkai doa yang pernah
diucapkan oleh Rasulullah kepada seorang pemuda (hadits Abu Umamah riwayat Imam
Ahmad). Sambil mengusapkan telapak tangan di dada anak muda itu, Nabi Muhammad
berucap,"
اللّهُمَّ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ
قَلْبَهُ وَحَصِّنْ فَرْجَهُ
"Ya Allah…ampunilah
dosanya.Sucikanlah hatinya dan jagalah kemaluannya"
Anak muda tersebut mula-mula datang
menemui Rasulullah dengan harapan diijinkan berbuat zina. Walaupun sebagian
sahabat yang hadir saat itu merasa tersinggung, namun Rasulullah menghadapinya
dengan penuh kelembutan dan kesabaran.
Nabi Muhammad justru bertanya kepada
anak muda tersebut, jika perbuatan zina itu menimpa ibunya? Menimpa saudari
perempuan atau bibinya? Bagaimanakah sikapnya jika hal itu menimpa keluarganya?
Dengan tegas anak muda itu menyatakan tidak senang.Nah,seperti itulah yang
dirasakan oleh orang lain. Rasulullah berhasil menanamkan cara bersikap yang
lurus kepada anak muda itu. Tak lupa Rasulullah mendoakannya.
Bukankah kita sangat membutuhkan doa
semacam ini???
_____00000_____
Cinta itu memang unik. Apapun definisi
tentang cinta yang diungkapkan pasti akan berujung dengan perdebatan.Wajar saja
jika seorang ulama menyatakan ; cinta itu tidak mungkin bisa didefinisikan.
Mendefinisikan cinta sama artinya dengan mempersempit makna cinta. Apalagi jika
berurusan dengan "cinta pertama" yang seringnya lahir di saat sekolah
maupun di bangku kuliah.Sebuah musibah besar yang muncul karena dosa ikhtilat.
Untuk anak muda yang saya sebutkan
di awal tulisan, juga kepada anak-anak muda lainnya. Mereka yang telah diberi
kesempatan oleh Allah untuk mereguk manisnya Thalabul Ilmi, menjalani hari-hari
dengan mengaji Salaf. Mereka yang telah diberi hidayah untuk mencintai
Al Qur'an dan As Sunnah. Barangkali saya bisa menitipkan sebuah pesan melalui
tulisan ini.
"Belum tentu yang engkau
anggap baik, akan benar-benar baik nantinya. Mengapa harus terbelenggu oleh
kenangan-kenangan lama? Padahal Allah telah berjanji untuk memberikan pengganti
yang jauh lebih baik, bagi hamba yang siap meninggalkan sesuatu karena Nya.
Hargailah Manhaj Salaf yang telah
engkau pilih ini! Tidak ada yang lebih berharga di dunia ini selain Manhaj
Salaf.
Peganglah erat-erat Thalabul Ilmi
yang telah engkau pilih! Jangan mau engkau terhalang dari Thalabul Ilmi hanya
karena terganggu oleh kenangan-kenangan lama.
Yakinlah…di sana masih banyak
mutiara-mutiara terpendam yang selalu siap untuk engkau petik. Seorang wanita
shalehah yang hidup dalam kesucian dan 'iffah. Seorang wanita yang akan selalu
membantu dirimu untuk sama-sama beribadah kepada Allah. Seorang wanita yang
menjadi salah satu perhiasan terbaik di dunia ini. Seorang wanita yang akan
menjadi istrimu untuk sama-sama berjuang di atas Manhaj Salaf.
Anggap saja kenangan-kenangan lama
itu sebagai mendung yang hanya sesaat melintas. Engkau yang telah memilih
Manhaj Salaf adalah langit. Mendung-mendung itu pasti akan berlalu. Sebab,
langit akan tetap bening"
(_pekan terahir di bulan Syawwal
1434_untuk seorang sahabat di salah satu belahan Timur Tengah…semoga engkau
sukses di dalam meniti hari-harimu,Hafidzakallahu)
http://ibnutaimiyah.org/blog/post/2013/09/12/35/langit-akan-tetap-bening-tentang-akibat-ikhtilat-
Posting Komentar