Jilbab (baca: kerudung) telah menjadi komoditas mode. Banyak wanita
yang lantas latah mengikuti perkembangan mode kerudung. Sejumlah artis
pun menjadi trendsetter (acuan) berkerudung. Muncullah kerudung Inneke, kerudung Manohara, kerudung Marshanda,dsb.
Produsen produsen kerudung dengan teramat santai mengemasnya dengan slogan trendi dan syar’i, smart dan syar’i, praktis dan Islami, syar’i dan girlie, funkies namun syar’i,dsb. Karena laris, bisnis kerudung pun menjanjikan untung segunung. Yang menyedihkan, segala kerudung itu turut dikampanyekan sejumlah media Islam. Iklan kerudung hampir memenuhi seluruh isi majalah. Iklan kerudung bikin untung, memang. Namun, sadarkah kita sebagai media Islam, iklan itu menjadi semacam tazkiyah (rekomendasi) akan berbusana seperti ini? Belum dengan model menawan yang bisa mengundang godaan bagi laki-laki yang memandangnya.
Produsen produsen kerudung dengan teramat santai mengemasnya dengan slogan trendi dan syar’i, smart dan syar’i, praktis dan Islami, syar’i dan girlie, funkies namun syar’i,dsb. Karena laris, bisnis kerudung pun menjanjikan untung segunung. Yang menyedihkan, segala kerudung itu turut dikampanyekan sejumlah media Islam. Iklan kerudung hampir memenuhi seluruh isi majalah. Iklan kerudung bikin untung, memang. Namun, sadarkah kita sebagai media Islam, iklan itu menjadi semacam tazkiyah (rekomendasi) akan berbusana seperti ini? Belum dengan model menawan yang bisa mengundang godaan bagi laki-laki yang memandangnya.